Siapa bilang di remehin itu jadi bikin down. Siapa bilang di hina itu bisa kena mental. Percaya deh, ternyata ada lho hinaan yang nggak ada efek apa apa ke mental. Apalagi kalo hinaan yang datang dari orang yang banyak cicilan.
Beneran deh. Ini udah pernah saya alami. Disuatu pagi, saat
saya hendak membuka sarapan. Saya memang suka makan pecel sayur, tentu saja
selain murah, ini kesempatan langka saya untuk bisa makan sayur setiap harinya,
demi BAB yang lebih lancar.
Pecel sayur dibuka, di barengi dengan suara dari belakang yang
berkata ‘’yaelah sarapannya pecel mulu.. lagi ngrit apa?’’
Iya, sosok itu. Si A yang berkata. Dengan santai saya membalas
‘’iye, mayan sarapan goceng doang cui..’’
Mungkin bisa jadi kalimat itu hinaan. Bagi orang yang nggak
kenal si A. tapi buat saya, ini lelucon se-lelucon leluconnya. Saya sudah paham
si A, dengan gaya ‘matrealistiknya’. Barang yang di pakainya nggak pernah
murahan. Saya tau karena dia sering memamerkanya.
Tapi di lain waktu, si A juga sering mengeluh. Dia sering curhat
cicilanya banyak. Terpaksa harus nyari kerja tambahan, untuk membiayai gaya
hidupnya. Cicilannya dia pakai untuk membeli barang barang mahalnya itu.
Disatu sisi dia sering ‘meremehkan’ orang, disisi lain dia ‘meremehkan’
dirinya sendiri, di hadapan orang lain yang dia remehkan.
Makanya, kalimat ’yaelah
sarapannya pecel mulu.. lagi ngrit apa?’ malah jadi lucu terdengarnya. Niat hati
ingin menepak air, eh malah terpecik wajah sendiri.
Makannya siapapun yang membaca ini, jangan berkecil hati
jika di remehkan. Bisa jadi yang meremahkan punya banyak utang, punya banyak
cicilan. Bedanya mungkin dia nggak suka curhat aja. HAHA..
Komentar
Posting Komentar