Langsung ke konten utama

Memanusiakan Manusia

Kejadian yang di alami oleh sepasang remaja yang kedapatan sedang melakukan tindakan asusila di ruang ganti sebuah mall membuat gua miris. Bukan miris karena apa yang mereka lakukan, tapi miris apa yang petugas keamanan 'sidang' kan. Kedua pelaku seolah diarak disekitar mall, tanpa boleh diberi kesempatan mengenakan celana terlebih dahulu. Mungkin maksudnya agar membuat si pelaku jera dan malu, tapi nyatanya si petugas malah mempersilahkan orang lain untuk menyaksikan secara gratis aurat si remaja. Trus apa bedanya si petugas tadi, sama germo yang memperbolehkan 'barang dagangannya' untuk di nikmati? 

Memberi efek jera terhadap suatu Pelanggaran memang harus di pertimbangkan secara matang matang. Apa iya harus diberlakukan wajib memakai helm disetiap aktifitas, seperti makan, tidur, boker agar tak lupa memakai helm saat menaiki kendaraan roda dua? Apa iya harus bawa lemari pakaian ke sekolah, agar tak selalu salah memakai seragam yang di tentukan? Apa harus mengarak setengah telanjang bagi mereka yang kedapatan berbuat asusila di sebuah mall?  (mall adalah simbol moderenitas suatu jaman. Seharusnya manusia di dalamnya memiliki pola pikir yang juga modern)

Rasanya tidak. Masih banyak cara, agar bisa memanusiakan manusia. Bukan kah di ajaran agama kita, sesama muslim harus bisa menutupi aib satu sama lain? Panggil kedua orang tua remaja tersebut, rembukan bersama sama, dan biarkan masalah internal mereka, diselesaikan secara keputusan bersama.

Kita selalu terbiasa memiliki satu pola seperti ini, ''Aku akan lebih baik, jika melihat keburukan orang lain.'' Sehingga hal itulah yang di jadikan alasan kuat untuk mencoba memberi efek jera kepada kedua remaja tadi. Tapi apakah si petugas keamanan itu jauh lebih baik? belum tentu. Kita nggak usah munafik, di luar sana bahkan ada banyak sebagian dari mereka yang melakukan nya. bahkan lebih parah. terang terangan. Di kebon, di taman, di rumah kosong, toilet umum, atau rawa rawa. Persoalannya cuma satu, mereka yang beruntung, mereka yang nggak ketauan aja. 

Manusia dan syahwat memang nggak akan pernah bisa di jauhkan. Sebab manusia di ciptakan beserta syahwatnya. Problemnya adalah, mereka yang gagal, adalah mereka yang belum bisa menempatkan syahwatnya secara benar. Ibarat naik motor, motor udah berhasil jalan, namun belum tau rambu lalu lintasnya. 

Gue rasa pemerintah, selaku lembaga suatu negara, nggak akan pernah bisa mengatur Syahwat masyarakatnya. Peran orang tua lah yang menjadi garda utama untuk bisa memantau tingkah dan pola si anak tadi. Pendidikan agama yang di tanam sejak dini dari orang tua menjadi salah satu cara yang bisa di terapkan. 

Hubungan biologis antar sesama manusia juga masuk dalam satu hak si manusia itu sendiri. Gue, elo, dan kita semua berhak untuk berhubungan biologis. Sama seperti hal nya makan, ketika gue nggak makan, gua akan lemes dan tak bertenaga. Ketika manusia tak melakukan hubungan biologis, manusia itu akan... pasti kita punya jawabannya masing masing. Cuma untuk mengakses itu semua, ada waktunya. Ada caranya. Ada aturannya. Si remaja tadi, cuma nggak sabar aja mengambil hak nya. 

Sama seperti halnya gue bekerja di sebuah perusahaan. Gajian baru akan turun tanggal 30, namun gue minta gajian di tanggal 15. Apakah boleh? ya nggak boleh. Salah? ya salah. Tapi apakah dengan niatan gue itu, gue wajib masuk penjara? ya kaga. Orang itu hak gue. cuma waktunya aja belum pas.

Gue nggak membenarkan apa yang di lakukan si remaja tadi. Jelas itu suatu pelanggaran norma yang udah bangsa kita sepakati sejak lama. Tapi gue juga nggak bisa membenarkan begitu aja cara yang di lakukan si petugas keamanan tersebut. Layaknya suatu pelanggaran norma lainnya, si petugas nggak punya hak untuk menghakimi. Emang si petugas tadi yang ngasih makan tuh anak, ngebiayain sekolah, nasehatin biar jadi anak yang berbakti bagi nusa dan bangsa? nggak kan?  




Komentar

Postingan populer dari blog ini

12 Hal Sederhana Yang Bikin Cewek Kelihatan Sexy

Kita, para cowok sepakat, kalo makhluk paling lebay di dunia ini adalah lawan jenis kita, cewek. Terutama dalam hal penampilan. Silakan angkat tangan bagi cewek yang nggak jadi pergi Cuma gara gara lipstick nya abis. Silakan ngangguk yang merasa nggak pede Cuma gara gara belom alisan. Dan ayo ngaku, siapa yang merasa diri nya paling berdosa Cuma karna papasan sama orang yang pake baju sama?

8 Pamer Yang lagi Kekinian

Nggak ada yang salah sama sikap pamer yang di mililiki tiap seseorang. Bahkan, sedari kecil, kita udah di ajarin orang tua kita buat punya sikap pamer. Kita emang nggak pernah inget, tapi kalo kita sering liat ada seorang ibu dan bayi nya yang lagi di kerumunin ibu ibu lain nya, cara pamer yang ia gunakan nggak jauh jauh dari.. ‘’hayo.. muka jelek nya mana muka jelek.’’ Setelah nya, si ibu dan teman teman nya tertawa dan bangga karna anak nya bisa di ajarin muka jelek. tapi kalo yang di suruh begitu gue, susah banget. Mengingat wajah gue yang.. susah buat jelek. disatu sisi, Gue khawatir aja, begitu gede, hal itu akan di ingat si anak dan berkata.. ‘’ooh.. jadi ini orang yang dari kecil bilang gue jelek?’’ sambil megang belati.

5 Alasan Orang Sulit Move On

Ini mungkin akan menjadi semacam cerminan diri buat orang orang yang kenyataan nya masih belum bisa berdamai sama situasi, alias belum bisa move on. Perlu di ingat, tulisan ini mungkin hanya bisa membantu menyadarkan diri kalian dari keterpurukan yang selama ini kalian alami. Bukan untuk mengobati. Urusan bisa move on apa nggak, itu lahir dari keinginan sendiri yang kuat untuk melangkah kedepan.   Move on itu pilihan. Pilihan untuk mau melangkah ke arah yang lebih baik, atau nggak. Yang menjadi masalah dari setiap individu adalah, dia gembar gembor bilang kalo diri nya udah move on, sementara hati nya belum. Masih suka stalk twitter nya lah. Masih suka nungguin sms nya lah. Padahal pas sms bunyi, cuma iklan provider. Masih seneng pas di telpon lah. Padahal di telpon cuma mau ngabisin bonus talktime doang. Iya, kebanyakan orang yang belum bisa move on adalah karna kadar ke-geer-an nya tinggi. Padahal dunia tau, dia bukan siapa siapa nya lagi.